KELERENG DAN
TELOR
Naskah
Drama
Disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Apresiai Drama
yang dibina oleh
Bapak Indra
Ida Ayu Dwi
Purnamasari 209252416764
Shofa Fidia N 209252416766
Ajeng Dyah 209252416770
Bungas Tyas R 209252416772
Kharisma Nuqi
V.S 107252403030
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
SASTRA
JURUSAN
SENI DAN DESAIN
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN SENI TARI DAN MUSIK
April 2012
Ø Cerita :
Di
sebuah desa kecil yang bernama “Desa Suka Meri” terdapat lima warga yang selalu
melakukan hal-hal yang aneh yakni persaingan dalam hal apapun. Warga tersebut
ada Bu Imah yang mempunyai sifat baik hati, tidak pendendam, sabar. Ada Bu Gil
yang mempunyai sifat cerewet, biangnya gossip, dan suka mengompor-ngompori
warga lain. Ada Bu To yang sifatnya cerewet dan selain itu juga mempunyai
kebiasaan yang aneh yaitu selalu berkedip-kedip. Ada Bu Set, yang sifatnya lugu
tapi lemot alias lemah otak, dan yang terakhir ada Pak Pan, sifatnya plin-plan
alias tidak mempunyai pendirian.
Di
Desa Suka Meri ada keluarga yang bernama Bu Imah, yakni orang terkaya dan
terbaik di desa tersebut, dan empat warga lainnya yang selalu iri, curiga,
mempunyai prasangka buruk yang akhirnya mereka selalu membicarakan Bu Imah.
Suatu
hari, Bu Imah membeli ayam sebanyak 50 ekor. Setelah beberapa hari Bu Imah berternak
ayam, ayam-ayam tersebut mengasilkan telor-telor yang begitu banyak, dan itu
menambah kekayaan Bu Imah, dan lagi-lagi warga
membicarakan dan menjelek-jelekkan Bu Imah, warga berfikir bahwa Bu Imah
telah menggunakan jasa dukun. Dan seperti biasa, warga ikut-ikutan membeli ayam
untuk diternak, tetapi anehnya ayam-ayam yang diternak oleh warga tersebut
justru tidak mengasilkan telor, melainkan ayam-ayam itu mengasilkan kelereng,
sungguh aneh. Ternyata itu semua tergantung amal dan ibadah masing-masing.
Ø Penokohan :
1. Kharisma
sebagai Bu Imah
2. Ida
Ayu sebagai Bu Set
3. Bungas
sebagai Bu To
4. Shofa
sebagai Bu Gil
5. Ajeng
sebagai Pak Pan
Ø Setting dan Properti :
Dengan setting
sebuah desa dan beberapa pintu rumah dengan pekarangan dan kandang hewan ternak,
serta satu buah gardu.
Properti yang
digunakan yaitu ayam-ayaman, bebek-bebekan, burung puyuh, angsa-angsaan,
telor-teloran, kelereng, celurit, gelas, piring, garpu.
Ø Tata Rias dan Busana
a.
Make up seadanya, minimalis, seperti
warga biasanya.
b.
Busaana disesuaikan dengan karakter
masing-masing.
1. Pak
Pan : kaos, celana
2. Bu
Set : daster, celana, spatu boot,
jas, kacamata hitam, topi
3. Bu
Gil : daster
4. Bu
To : daster/baby doll
5. Bu
Imah : jilbab, longdress
Ø Pembagian Adegan
a. Adegan
I
Suasana desa Suka Meri dengan kegiatan
warga yang seperti biasanya, yaitu berkumpul dan membicarakn hal-hal yang tidak
penting
b. Adegan
II
Para Warga melakukan penyelidikan
tentang bagaimana bisa Bu Imah Bisa sekaya itu. Dan mendatangi Rumah Bu Imah
c. Adegan
III
Setelah mengetahui apa penyebabnya yaitu
“Usaha hewan ternak”. Warga berbondong-bondong ke pasar hewan untuk membeli
hewan ternak seperti yang di miliki Bu Imah
d. Adegan
IV
Warga mulai terkejut akan adanya
keanehan yang terjadi pada hewan ternaknya yaitu bertelur kelereng.
e. Adegan
V
Warga curiga dan serempak mendatangi
rumah Bu Imah untuk membunuh semua hewan ternak Bu Imah.
DIALOG DRAMA
Adegan I
Suasana desa Suka Meri dengan
kegiatan warga yang seperti biasanya, yaitu berkumpul dan membicarakn hal-hal
yang tidak penting.
Bu
Imah : Permisi Bu…
Bu
Gil : Iya Bu Imah… Monggoooo…
(lalu Bu Gil
berlari menghampiri Bu To dan Bu Set)
Bu To, Bu
Seeeet…sini-sini, ada gossip baru ini
Bu
To : Opo’o seh Bu Gil??
Bu
Gil : Ini loh Bu…tadi saya
lihat Bu Imah lewat depan rumah saya sambil senyam-senyum, trus sempet nyapa
saya juga, kayaknya hatinya lagi sweneng buanget gitu loh..trus juga, tadi saya
lihat bawak ayam gitu! Padahal Bu Imah kan sudah punya bebek, ayam, dan
lain-lain, kok masih beli ayam lagi ya?
Bu
To : Eh, iya ya..kalau
dipikir-pikir Bu Imah itu kok bisa sekaya itu? Apa sampean-sampean ini gak
curiga?
Bu
Set : Curiga gimana toh Bu? Ya
kan sudah takdirnya Bu..
Bu
Gil : Aduuuh…gak usah bahas
takdir deh Bu! Kalau saya rasa, pasti ada apa-apanya ini, kalau Syahrini bilang
“sesuatu”
Bu
To : Ooohh..iya iya, bisa
jadi itu Bu! Atau mungkin Bu Imah memelihara babi ngepet atau semacam tuyul
gitu ya??
Bu
Set : Loh Bu…kalau Cuma
melihara babi kan gak masalah, lah saudara saya ada kok yang melihara babi,
tapi baunya itu loh Bu..gak tahan,bauk banget! Tapi kalau tuyul apa bisa
dipelihara? Kok kayaknya kasihan banget ya, disamakan ma anjing aja dipelihara.
Bu
Gil : Aduuuuh…Bu Seeet!!! Ini
maksudnya beda, bukan babi peliharaan tapi babi ngepet, masak sih Bu Set gak
tau??!! Iiih…gak nyambung banget deh
Bu
Set : Tapi sama-sama hewan
babi ya Bu?
Bu
To : Berhenti..berhenti!!!
Napa jadi bahas babinya Bu??? Gak penting banget deh kata Bu Woro
(Lalu
ada Pak Pan yang sedang berjalan dan menghampiri Ibu-Ibu)
Pak
Pan : Ada apa ini Ibu-ibu? Kok
kayaknya seru banget ngerumpinya
Bu
Set : Ini loh Pak, lagi bahas
babi..
Bu
Gil : Apa’an sih!! Wong kita
lagi bahas Bu Imah kok, kenapa bisa sekaya itu.. Lah Bu Set ini kan penyakitnya
dari dulu gak pernah nyambung kalau diajak ngomong! Jadi males saya..
Bu
To : Gini loh Pak Pan, kita
ini lagi membicarakan Bu Imah, kok bisa ya semakin hari semakin kaya saja, ya
kita curiga Pak..
Pak
Pan : Owalah Bu…saya kira, Cuma
saya saja yang punya pikiran seperti itu,ternyata sampean-sampean juga toh
Bu Gil :
Gimana kalau kita selidiki saja?
Bu Set :
Menyelidiki babi ya bu ya,,,? (dengan wajah polosnya)
Bu To :
Heh, babiii??? Bu Imaaaaah, Buuuu....
Bu Set :
Oooww..jadi kita berlagak seperti detektif-detektif itu ya Bu??
(dengan
wajah yang sangat antusias)
Pak Pan :
Iya,detektif conan!! (sebal karena Bu Set tidak nyambung)
Bu Set :
Waaah..detektif conan itu kesukaan anak saya Pak,Bu! Kalau saya jadi seperti
detektif conan, anak saya pasti suka saja juga,hehehehe..
Bu Gil, Bu To, Pak Pan : Bu Seeeeet!!! Gak usah diterusin!!!
Gak penting banget
Bu To :
Ya sudah, mulai besok kita akan menyelidiki Bu Imah
Bu Set, Bu To, Pak Pan : SIAAAP!!!
(Wargapun kembali ke rumahnya masing-masing, beristirahat
dan mempersiapkan
penyelidikan untuk keesokan harinya)
Adegan
II
Kuuuk...kuruyuuuuk...
(suara ayam
berkokok sudah terdengar, menandakan pagi hari, para warga bersiap untuk
memulai penyelidikan)
Bu Set :
(setelah selesai mempersiapkan keperluan suami dan anaknya, lalu mereka
beraktivitas seperti biasanya, dan Bu Set berangkat ke gardu untuk bertemu
dengan warga lainnya)
Asiiiik....hari
ini jadi detektif!! Pasti keren..
Bu
Gil : Pak Paaaan!!!! Ayo
cepet (sambil menggedor pintu rumah Pak Pan)
Pak
Pan : Iya Bu Gil...sabar dikit
napa??!!! Saya baru selesai maskeran ne..
(lalu Pak Pan keluar
dan berangkat ke lincak bersama Bu Gil)
Bu
To : Waaah…keren sekali
penampilan sampean Bu Set!! Noraknya gak ketulungan!!hahahaha…
( Bu To, Bu Set, Bu Gil dan Pak Pan
berangkat ke lincak.
Setelah semuanya berkumpul, misipun dimulai)
Bu
To : Ayo..sopo disikan sing
nginceng bu Imah saiki lagi lapo, cik awak e dewe ngerti ingon-igone opo bu
Imah iku?
Bu
Gil : Sopo yo…? Pak Pan ae
wis…
Pak
Pan : Yo emoh ta kok aku , ….
lapo gak sampean wae bu Gil?....
Bu
Gil : Kok aku sih Pak? Aku yang bagian ngongkon-ngongkon
ae wis…
Pak
Pan : wenakkkk men uripmu
Bu
Gil : ya jelas
donk………………Gole sink menak kok
Bu
To : wis;wis rame ae ,Yo
opo nek…Bu Set?...(sambil melirik kearah Bu Set)
Pak
Pan,Bu Gil: yaaaaaaaaa, benerr itu buk.
Bu
To : Gimana Bu Set,setuju
ya??
Bu
Set : Oke Bu, serahkan
semuanya sama saya!
(dan
Bu Set pergi ke rumah Bu Imah. Tapi, setengah perjalanan Bu Set kembali lagi
ketempat dimana warga berkumpul)
Bu
Gil : Lah..kok balik Bu????
Gu
Set : Hehehehe…tadi emangnya
saya disuruh ngapain y??? (sambil garuk-garuk kepala)
Bu
To, Bu Gil, Pak Pan : Aduuuuuuuuh…!!!! Matilah kita… (sambil memukul jidat
masing-masing)
Bu
To : Trus napa tadi sok
yakin mau berangkat????? Udahlah, sampean aja Bu Gil..
Bu
Gil :
Hadeeeeh…ujung-ujungnya saya yang berangkat!!! Ya udah deh…
Bu
Set : Loh..Bu Gil mau
kemana??
Bu
Gil : Beli sate!!! (dengan
jawaban ketus)
Bu
Set : Kalau gitu saya tititp
ya Bu, buat makan nanti siang.. (sambil sedikit menjerit)
Adegan
III
(Setelah Bu Gil sampai di rumah Bu Imah.
Bu Gil mengintip apa yang dilakukan Bu Imah. Setelah dirasa cukup apa yang
dilihat, dan untuk dilaporkan, Bu Gil segera pergi tetapi tidak sengaja
menginjak sesuatu yang menimbulkan suara, dan Bu Imah kaget karena ada Bu Gil,
dan diajak mampir kerumahnya)
Bu
Imah : Loh..ada Bu Gil toh??
Ngapain disitu Bu?? Ayo mampir kerumah..
Bu
Gil : Hehehe..iya Bu
Bu
Imah : Monggo..monggo, silahkan
duduk. Tadi ngapain disitu Bu?
Bu
Gil : Gak ngapa-ngapain Bu,
Cuma kebetulan lewat aja trus gak sengaja nyenggol kaleng..
(Bu Imah dan Bu Gil asik mengobrol, dan
disisi lain para warga tidak sabar menunggu hasil laporan dari Bu Gil. Karena
tidak sabar menunggu, akhirnya Pak Pan mengusulkan untuk menyusul Bu Gil
kerumah Bu Imah)
Pak
Pan : Aduuuuuh…lama sekali
ya?? Gimana kalau kita menyusul saja, takutnya ada apa-apa…
Bu
To, Bu Set : Iya ya.. Ya udah ayo pak
(Pak Pan, Bu To, Bu Set pergi kerumah Bu
Imah untuk menyusul Bu Gil. Tetapi mereka kaget saat tahu Bu Gil sedang
berbincang-bincang dengan Bu Imah, rasa penasaran wargapun semakin menjadi)
Pak
Pan : Assalamualaikum… Permisi
Bu…
Bu
Imah : Wa’alaikumsalam… Iya
Pak,monggo.. Waaah ada apa ini ya? Kok dengaren bareng-bareng gini kerumah
saya?
Bu
Set : Mau nyusul Bu Gil, Bu…
(Pak Pan menginjak kaki Bu Set, karena
Bu Set keceplosan)
Pak
Pan : Hehehe…ndak Bu, Cuma
pengen mampir saja, silahturahmi…
Bu
Imah : Owalah…saya kira ada apa
Bu?
Bu
To : Bu Imah, lagi punya
usaha ternak toh??
Bu
Imah : Hehehe…iya Buk,
sebenarnya tidak ada rencana loh Bu, tapi ternak-ternak saya ini kok lumayan
menguntungkan, jadi ya saya teruskan. Saya juga
punya kenalan ,jadi ya saya titipkan telur ternak-ternak saya buk.
Namanya juga rezeki, jadi harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin. Memangnya
ada apa toh Bu?
Bu
To : iya bu kelihatan kok
,sampean kelihatan makmur bu. Rahasianya apa lo bu, bagi-bagi rahasia gitu lo
bu??
Bu
Imah : Rahasia apa lo bu? Ya
Cuma berdoa dan berusaha saja bu?
Bu
To : Mossok sih bu cuma itu
saja?
Bu
Imah : Iya bu…
Bu
Set : Telurnya banyak ya Bu
ya?
Bu
Imah : Alhamdullilah Bu banyak,
la ternak saya juga banyak lo Bu..
(Ibu-Ibu
berbisik-bisik)
Pak
Pan : Udah –udah ibu-ibu ini
berisik saja , ayo kita pamit saja kasihan Bu Imah kalau kita mengganggu
kerjaanya ndak selesai-selesai ya Bu Imah?
Bu
Imah : Ndak apa-apa kok Pak
Pan, saya malah seneng kalau kumpul begini
Ibuk-ibuk : Ya sudah Bu, kami pamit dulu mau
masak, monggo Bu…
Bu
Imah : iya Bu mari….
(warga langsung menuju pasar untuk
membeli hewan ternak ,karena warga ingin mencoba peruntungan seperti Bu Imah.
Keesokan harinya lincak yang biasanya menjadi tempat berkumpulnya warga
terlihat sepi, ternyata para warga sedang sibuk merawat hewan ternaknya
masing-masing)
Adegan
IV
Beberapa minggu kemudian………….
Bu Imah :
Bu kok sekarang saya ndak pernah liat warga sedang kumpul di lincak lagi
dan sekarang ndak pernah ke rumah saya
juga?
Bu To : Iya ni Bu, mungkin sekarang mereka
sedang sibuk dengan kegiatannya
sendiri-sendiri.
Bu Imah :
Oalah…emang sekarang ibu-ibu ini punya kegiatan apa toh Bu? Mungkin bisa
bagi-bagi buat saya tipsnya.
(Bu To masih memikirkan jawabannya
karena Bu To tidak ingin rahasia warga diketahui oleh Bu Imah)
Bu To : Emmmm…… Saya kurang tahu ya Bu,
lagian Bu Imah ini lho sudah
kaya, ternaknya berhasil, kok yo masih minta tips sama kita- kita.
Bu Imah :
Biar sama-sama saling membantu kan Bu, jadi biar sama-sama sukses.
Bu Gil : Bu Toooo……. Bu Toooo………(sambil
berlara ke rumah bu To)
Bu To : Lapo seh Bu?? bengak-bengok, Omah
mu kebakaran a?? kok heboh
ngunu.
Bu Gil : Gak tah Bu,.
Lho lho lho kok ada Bu Imah
di sini? ada bisnis tah sama bu To? saya kok gak diajak-ajak.
Bu
Imah : Gak kok Bu. Kebetulan saya
lewat sini terus kok ada Bu To ya saya mampir saja sekalian. Tanya kok para
warga jarang kelihatan lagi di tempat biasanya.
Bu
Gil : Ooohh gitu to… iya Bu
kita lagi sibuk sendiri-sendiri, kita juga punya usaha, gak Cuma sampean aja Bu.
Bu To, aku iki nduwe urusan
karo sampean…(berbisik-bisik)
Bu
Imah : Yasudah kalo gitu Bu, saya
pamit dulu, sepertinya Bu Gil ada urusan penting sama Bu To, takutnya saya
mengganggu, mari Bu…
Bu
Gil : Oya mari Bu,
Alhamdulillah ya Ibu ngerti.. (sambil mlengos)
Bu To ini lho ada yang aneh
dengan hewan ternak saya. Sebenarnya sih saya gengsi mau ngomong tapi gimana
lagi saya bingung.
Bu
To : Alah gak usah gengsi
gitu Bu. Kita kan tetangga jadi kalo ada apa-apa gak usah sungkan-sungkan. Kalo
saya bisa bantu ya saya bantu.
Bu
Gil : Sebenernya…. Bebek saya
sudah bertelur
Bu
To : Wah ya bagus itu Bu,
terus kenapa sampean jadi gak seneng gitu?
Bu
Gil : Lha ini masalahnya,
bebek saya ini bukan bertelur seperti telur biasanya itu, tapi kelereng lho bu
yang keluar.
Bu
To : APAAA?!!!!!!!! Kok bisa
Bu… kena azab ya?
Bu
Gil : Ehhh…….. jangan
keras-keras Bu, nanti didengar tetangga-tetangga. Emangnya punya sampean sudah
bertelur Bu?
Bu
To : Emmmm….. ya…….hehehehehehe….anu
Bu, angsa saya istimewa lho Bu,
Bu
Gil : Kok bisa, istimewanya
apa Bu? Hasil telornya lebih banyak dari pada punya Bu Imah ya?? Wah Bu To ini
hebat, akhirnya berhasil juga.
Bu
To : Duuuuh…bukan itu Bu yang
saya maksud!!
Bu
Gil : Lah terus apa Bu?
Bu
To : Hewan ternak saya juga
mengeluarkan kelereng (sambil menahan malu)
(lalu Pak Pan datang)
Pak Pan :
Permisi Bu To….Assalamualaikum, (sambil ngos-ngosan)
Bu saya benar-benar apes,
ternak saya bu ya ampun…. Prematur, eh salah,
maksudnya kelainan. Sek-sek Bu, saya minta airnya dulu Bu.
Bu
To : Oh iya maaf-maaf sampai
lupa (masuk ke dalam untuk mengambil minum)
Ini pak ini bu, monggo
diminum dulu.
Pak
Pan : (setelah minum)
Alhamdulillah… saya lanjutkan lagi ya Bu ceritanya, ternak saya ini menghasilkan
kelereng!!! Gimana ini Bu, ternak saya kenapa ya???
Bu
Gil : Waduuuuh……. ternyata gak
cuma saya dan Bu To saja ya yang punya masalah dengan hewan ternak kita. Saya
dan Bu To juga gitu kok Pak, yang keluar juga kelereng bukan telur seperti
punya Bu Imah. Kira-kira ada apa ya dengan ternak kita??? Kok bisa aneh
gini..gak masuk akal!!
Pak
Pan : Tapi sek..sek toh, kok
Cuma kita bertiga ya yang kumpul dan membicarakan masalah hasil dari ternak
kita? Memangnya ternaknya Bu Set berhasil bertelor toh?? Atau mungkin Bu Set
tidak ikut membeli hewan ternak?
Bu
To : Gak kok Pak, Bu Set juga
beli..dia malah beli ayam, terobsesi sama Bu Imah
Gimana kalau kita
kerumah Bu Set saja? Kita tanyakan langsung, ayamnya bertelur atau tidak.
Bu Gil, Pak Pan: Setuju!!
(Lalu Bu Gil, Bu To, dan Pak Pan menuju
rumah Bu Set)
Pak Pan :
Assalamualaikum…permisi..Bu Set…Bu Set
Bu Set : Wa’alaikumsalam… (sambil
membukakan pintu)
Loh..ada Pak
Pan, loh..ada ibu-ibu juga. Ada apa ini kok rombongan?Ayo masuk-masuk, monggo..
Pak Pan :
Buk, gak ada yang mau diceritakan sama kita-kita??
Bu Set : Cerita apa emangnya Pak?
Pak
Pan : Ya apa gitu..mungkin
masalah ayam sampean? Soalnya burung saya bermasalah Bu!
Bu
Set : Loh..loh..Pak Pan ini,
jorok banget!!! Napa harus laporan sama saya??? Ada ibu-ibu juga disini,mosok
yo sampean gak malu?? Itu bukan urusan saya, saya dah punya suami loh Pak!!
Pak
Pan : Walah..walah..jangan salah
paham gitu Bu!! Maksudnya burung ternak saya, brung puyuh!! Hadeeeh…ngomong
sama orang lemot susah ya, butuh kursus sepertinya!! (sambil ketus)
Bu
Set : Owalah..hehehe,maaf ya
pak? Lah sama-sama burung loh,hihihihi…
Kalau
soal ayam saya? Ya sebenere ada cerita Pak, Bu..hehehe
Bu
Gil : Kok malah ketawa? Napa
Bu? Trus, gimana ayamnya?? Sudah bertelor? Trus sehat apa gak Bu?
Bu
Set : Walaaaah…ya sehat tah
Bu, bertelur juga! Ayam saya loh keren, istimewa, menakjubkan, spektakuler,
fantastik....
Pak
Pan : Alaaah Bu…itu ayam apa
konsernya Terry??
Bu
Set : Ya ayam saya toh Pak…
Bu
To : Menakjubkannya kenapa
Bu?
Bu
Set : Ayam saya beda daripada
yang lain, apalagi dari Bu Imah, wuuuh…beda sekali. Ayam saya itu menghasilkan
sebuah kelereng, hebat kan Bu, Pak?? Pasti lebih mahal dari telornya Bu Imah.
Pak Pan sama ibu-ibu ngiri ya??
Bu
Gil : Iiiiih…gak iri blas Bu!!
Punya kita juga gitu kok..itu namanya buka istemewa, spektakuler, bla bla
bla…atau apalah itu! Itu namanya kelainan Bu Set..
Pak
Pan : Ternyata memang ada yang
aneh dari ternak-ternak kita.. jangan-jangan ini semua ulah Bu Imah yang gak
mau dikalahkan sama kita,trus ternak-ternak kita disantet!
Bu
Set : Kok bisa disantet Pak??
Kan ternak-ternak kita istimewa, beda dari pada yang lain. Bisa didaftarkan ke
sirkus loh Pak, ntar kita dapat uang juga. Iya kan?
Pak
Pan : Bisa diam gak Buk??!!
Lama-lama saya emosi…huuuh! Gimana kalau kita langsung pergi ke rumah Bu Imah
sekarang, saya geram kalau kayak gini trus!! Dia udah kaya tapi napa masih
tidak mau terkalahkan dengan kita? Gak adil kan? Saya yakin ini ada apa-apanya,
kita langsung gledah rumahnya saja! Sapa tau ada seperti sesajen atau apa gitu!
Bu
Gil : Ya udah, sebelum
berangkat kita harus menyususn rencana terlebih dahulu!
(Pak
Pan, Bu Set, Bu Gil dan Bu To berbisik-bisik untuk menyusun rencana)
Bu
Set : HAH!!!! Kok sampek bunuh
sgala?????
Bu
To : Huuuuusshhh!!!! Jangan teriak
gitu napa Bu Set???!!!
(sambil mendekap mulut Bu Set)
(sambil mendekap mulut Bu Set)
Oke, sekarang kita bawak
barang yang diperlukan masing-masing. Bu Gil dan Pak Pan pinjam di rumah saya
saja, daripada harus pulang lagi, memakan banyak waktu! Saya ambil dulu
peralatannya, Pak Pan dan Bu Gil tunggu di tempat biasanya kita kumpul, Bu Set
cepat siap-siap! Saya mau ambil peralatannya dulu lalu kita bertemu ditempat
biasanya!
Bu
Gil : Siiip..!! Ayo Pak Pan..
(Bu To kembali ke rumahnya untuk
mengambil peralatan, dan Bu Set siap-siap untuk ikut pergi ke rumah Bu Imah
juga, walupun tidak yakin bisa melakukannya atau tidak. Setelah semua warga
sudah berkumpul, mereka langsung menujiu rumah Bu Imah)
Adegan
V
Warga : Assalamualaikum…
Bu
Imah : Wa’alaikumsalam…
Waaah…lama tidak mampir ya Pak, Bu..
Bu
Set : iya bu…kitaaaaa…mau
ngapain ya???? Bentar-bentar bu saya tanyakan dulu…
Pak
Pan :eheemmmm….. (berdehem), bu
set diam saja ya…kalau ikutan ngomong saya gigit loh…aaarrrrgggg………
Gini ya bu
Imah…saya curiga kalau sampean ini punya ilmu hitam, gayanya saja berjilbab
tapii itu semua Cuma mau menutupi perbuatannya sampean kan?
Ibu-ibu : iya iyaa…betul betul
betul…..(sambil mengangkat barang bawaannya ke atas)
Bu
Gil :sekarang kami mau
masuk….minggir bu minggir (sambil mendorong bu imah)
Bu
Imah : looh
loohhh…sampean-sampean ini kok gak sopan toh menuduh sembarangan, sekarang main
masuk kerumah orang seenaknya…
Bu
To : halaah…minggir – minggir
Bu
Set : maaf ya bu…permisi…saya
mau masuk dulu (sambil tersenyum dan ditarik sama Pak Pan)
(Para
warga bergegas masuk ke lokasi ternak Bu Imah, lalu Bu Imah mencoba menghalangi
para warga)
Bu
Imah : Heeh mau apa kalian???!!!
Keluar….keluar….
Pak
Pan : Halah…banyak omong!!! Ayoo
ibu-ibu kita bunuh...
Bu
Imah :Hah…jangan pak bu….jangan
bunuh saya…!!!!!
(para
warga semakin tidak terkendali, aksinya tetap tidak bisa dihentikan)
Warga : Haahahahahahahahahaaaa…..(tertawa
dengan puasnya)
(Bu
Imah hanya diam dan tercengang dengan aksi para warga, dan ternyata yang ingin
di bunuh warga adalah hewan ternak Bu Imah)
Bu
Gil : Akhirnya kita
berhasil...
Bu
Set : Astaghfirullah…saya
sudah jadi pembunuh…
Bu
Imah : Ya Ampun…ibu-ibu dan Pak
Pan…saya kira sampean-sampean ini mau membunuh saya. Soalnya sampean-sampean
ini sudah menuduh saya yang tidak-tidak. Saya iklas sampean-sampean ini
membunuh hewan ternak saya dan saya maafkan. Tapi asal sampean-sampean tahu
tindakan sampean-sampean ini sudah kelewat batas. Jika ada masalah bisa di
bicarakan baik-baik.
Hening
sejenak …
Bu
Imah : Pak Pan dan Ibu-ibu,
keberhasilan sebuah usaha itu tergantung dari amal dan perbuatan kita semua.
Jika sampean-sampean ini ingin berhasil lakukan dengan hati ikhlas tanpa ada
rasa iri dan dengki…insya allah, akan menjadi berkah.
Warga :Oalaahh…begitu toh….
THE END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar